Salah Rasa
Oleh : Pitri Ayu
Apa pendapat kalian tentang seorang perempuan yang mengungkapkan rasa duluan? Saat itu aku berpikir tidak masalah, toh aku hanya mengatakan suka bukan mengatakan untuk berpacaran. Sebut saja di Satria, senior beda jurusan yang aku suka hanya karena melihat punggungnyan saat aku berjalan dibelakangnya. Satria orang yang baik, alim, dan ganteng tentunya, ditambah lagi dia anak rohis sempurna rasa sukaku kepadanya. Waktu itu zaman FB, yang namanya orang lagi jatuh cinta pasti akan melakukan berbagai macam cara untuk mengenal lebih dekat orang yang disukainya, hingga yang aku lakukan adalah mestalking FB dia dan mencuri beberapa potonya untuk dijadikan walpaper HP, sialnya, aksi itu diketahui oleh guruku yang kebetulan juga mengajar dikelas Satria, habis sudah aku diketwai satu kelas.
Banyak hal gila yang aku lakukan saat masih menyukai Satria, salah satunya memilih bangku depan, bukan karena pintar tapi karena ingin melihat kelas dia yang ada disebrang saja, dan apabila aku melihat dia keluar akupun ikut keluar wlau tujuannya berbeda, dia ke labor dan aku ke toilet yang ada disamping labor, walaupun aku tidak punya kebutuhan di toilet tersebut demi Satria akan kulakukan. Pernah juga saat kelas kami lagi praktek dilabor atas, aku tak sengaja memandang Satria yang sedang makan dikantin bawah, ternyata aku dipergoki oleh pak Tanjung guru kami yang paling gokil, karena pak Tanjung tahu aku suka Satria dan beliau juga dekat dengan Satria maka disorakilah Satria tadi oleh pak Tanjung dari atas, menyampaikan pesan salam dariku yang tak pernah aku ucapkan sebelumnya tentu saja aku malu dan kesal sama pak Tanjung tapi bapak berkata “kenapa harus malu? Kamu kan hanya suka, biar saja dia tahu “ aku diam dan pergi dari sana.
Pernahkah kalian memberikan ucapan semangat kepada orang yang kalian suka secara diam-diam? Sejenis mengirim surat kaleng gitu? Aku pernah. Saat itu lagi UN, aku dan sahabatku Nurul pergi ke sekolah sore-sore hanya untuk mencari bangku ujian Satria dimana. Nah, pas ketemu kuletakanlah surat kaleng itu di lacinya, isinya sederhana hanya sebuah pesan semangat dari seseorang yang tidak diketahui. Hanya sesederhana itu.
Terngiang kalimat guruku yang mengatakan “kalau suka diungkapkan” maka kuberanikan diri untuk mengungkapkan rasa ini kepadanya, tidak secara langsung tapi lewat pesan di FB. Kusampaikan padanya bahwa aku menyukainya, dan dia merespon dengan emoticon senyum serta ucapan terimakasih. Kumaklumi, dia anak rohis pasti menjaga pandangan dan perasaan agar tidak pacaran dan aku lega, setidaknya dia tahu. Beberapa waktu kemudian aku mendengar kabar ternyata orang yang aku kagumi dan hormati itu berpacaran dengan anak jurusan sebelah, kecewa sih tapi aku langsung berasa ilfil gitu, ternyata dia sama dengan laki-laki kebanyakan. Hingga akhirnya aku merasa bersalah, kok bisa aku suka sama dia dan mengungkapkan rasa ini padanya. Itu adalah kesalahan yang tidak ingin aku ulangi kembali.
Dari kesalahanku ini, kuambil pelajaran bahwa diam itu emas jika disaat yang tepat. Jangan terburu-buru mengungkapkan rasa, liat situasi dan kondisi dulu, dan yang pasti jangan menaruh rasa sembarangan, salah taruh jadinya hilang kan. Sekian cerita hari ini, see you